Minggu, 23 Desember 2012

Harapan Tak Sebanding Kenyataan


Ada kalanya aku berharap. Setiap detik yang aku lewati pasti diiringi dengan secercah harapan. Harapan yang bahkan tak sebanding Kenyataan. Harapan yang entah kapan terwujudkan.

Aku lahir. Aku tumbuh. Aku belajar. Aku bermimpi. Dan akhirnya Aku berharap. Adakah yang salah ketika aku berharap? Apakah berharap adalah sesuatu yang diharamkan? Tak pernah aku mengerti dengan kecilnya harapan yang terwujud, tapi masih saja aku bisa berharap banyak.

Harapan seringkali menyiksaku, seolah membunuhku secara perlahan. Ketika aku menempatkan ekspetasi yang terlalu ditinggi, saat itulah aku pasti terjatuh pada kekecewaan. Mungkin banyak di luar sana orang-orang yang takut berharap, mereka takut untuk merasakan kekecewaan yang mendalam. Tapi bukankah semua hal berawal dari 'berharap' ? Tak ada hal yang muncul secara instant dengan sendirinya. Semua pasti butuh harapan, agar kita tau kemana arah tujuan, yang mungkin bisa membawa kita pada kesuksesan.

Harapan, yang seringkali tak sesuai yang diharapkan. Harapan seolah menempatkan dirinya pada bagian terpenting di kehidupan. Harapan bagaikan satu-satunya jalan yang membawa kita pada kedamaian.
Aku sering berharap, aku mempunyai harapan. Terkadang aku menggunakan harapanku sebagai amunisi disaat aku terjatuh. Tapi terkadang pula, justru harapan itulah yang membuat aku terjatuh. Setiap harinya aku berteman dengan harapan, harapan bisa menjadi teman yang selalu menyemangati, walau sosoknya tak ada, walau sebenarnya harapan dibuat oleh hati kita sendiri.

Janganlah takut berharap jika dalam kenyataan harapan-lah yang membawamu sampai sejauh ini. Sampai ke titik yang kamu idamkan. Sesungguhnya, orang yang paling kaya di dunia adalah orang yang memiliki banyak harapan di hatinya.

Dibuat 21 Desember 2012
01.17

0 komentar:

Posting Komentar