Jumat, 18 Januari 2013

Kamu

Pagi.. Pagi yang tak terlalu cerah, tak sama seperti kemarin. Suasana sejuk, dingin terasa menusuk tulang.. Kicauan burung tak terdengar kala itu. Angin, yah, hanya angin yang kurasakan. Hanya mengepal tangan, memeluk diriku sendiri, yang sempat memeluk hangatnya dirimu walau tak lama. Sekitar ku basah, basah karena hujan membasahi bumi kala itu.. Iya, hujan juga pernah pertemukan kita yang menjadi cinta (walau tak lama). Do you remember ?

Termenung ku di kursi, merasakan dinginnya udara, seperti dinginnya dirimu kala itu. Termenung aku berfikir apa yang menyebabkanmu pergi? Aku tak mengerti, aku tak paham. Air sungai mengalir tanpa henti, sama seperti pikiranku yang tak henti berfikir bagaimana bisa kamu pergi.

Secangkir teh yang menghangatkanku, menyegarkan pikiranku yang kusut karenamu. Kosong tatapanku walau sebenarnya aku bisa melihat, aku mampu, dan aku juga tak bisa dan tak mampu membuatmu kembali. Ya, sekarang kamu miliknya, miliknya yang tak mungkin aku pinta 'tuk kembali. Bukan lagi tanggung jawabku menjagamu, tapi bukan berarti aku jauh darimu, aku tetap ada untukmu.

Ya, inilah aku.. Inilah aku saat ini.. Sendiri menikmati kesepian hati. Aku sendiri yang perindu, tak surut harapan untuk menanti. Hatiku berkata "kamu tak akan pernah bisa merasakan indahnya dicintai dengan tulus, jika kamu tak pernah disakiti" walau sebenarnya aku ingin dicintai dengan tulus, dan tak ingin disakiti :')

Terlalu banyak cerita, terlalu banyak kisah, yang tak mampu aku ungkapkan.

"Jangan menunggu untuk sesuatu yang baik untukmu"

Source : nusukkk.com

Bahagia Terbesarku ? (Pernah) Memilikimu

Kamu pernah bertanya "Apa sih yang membuatku sedemikian sayang padamu?". Dan ketika itu aku masih terbuai dalam asmara mendalam padamu hingga tak dapat menuturkannya dalam baris aksara. Tapi kini setelah tak ada lagi sosokmu dalam keseharianku, baru kutemukan jawaban atas pertanyaanmu itu. Bersamamu aku menjadi diri sendiri, tanpa topeng penuh sandiwara. Di pelukanmu aku bebas menuangkan segala bahagia maupun duka yang menumpuk di pundakku. Goresan senyum tulus penuh kasihmu meluruhkan semua beban berat yang bergelayut memperberat langkahku. Perhatian sederhana namun ikhlasmu mengobati semua jerih dan perih yang ku terima setiap harinya.

Apa bahagia terbesar dalam hidupku? Pernah memilikimu, berbagi segala suka dan duka bersamamu, melewati hari-hari dengan melihat senyum manismu, terbuai dan terlelap dalam pelukan hangatmu, melangkah pasti tanpa ada ragu karena ada kamu di sisiku.

Aku tak ingin melepasmu, sama halnya seperti seorang anak kecil yang enggan beranjak dari dekapan ibunya. Namun aku bisa apa? Kebulatan tekad hatimu dan kerasnya pendirianmu tak dapat ku kalahkan meski dengan berbagai bujuk dan rayu.

Dulu, kamu yang mengenalkan aku pada cinta, mengajarkan aku arti sebuah sayang dan perhatian, menunjukkan aku bagaimana caranya untuk tersenyum bahagia. Tapi kamu lupa untuk mengajarkanku bagaimana caranya bertahan dari luka dan perih atas sebuah kehilangan. Kamu pergi dalam sekejap mata, meninggalkanku yang hanya bisa terdiam tanpa mampu berbuat apa-apa. Aku lemah tak berdaya bahkan untuk memelukmu tuk yang terakhir kalinya pun tubuhku lunglai tak dapat bergerak.

Melihatmu tersenyum itu lebih indah daripada menunggu pelangi selepas hujan, lebih hangat daripada jingga mentari pagi. Tapi kini dari setiap senyumanmu yang dilukis olehnya membuat hatiku semakin tergores. Ya, aku terluka tergores cinta masa lalu. Cinta pertama yang begitu indah. Cinta pertama yang begitu besar hingga aku pun tak tahu bagaimana caranya untuk memadamkan itu.

Aku, disini, merindukanmu. Sosok yang tak lagi sudi walau hanya sekedar tuk melihat apalagi menyapaku. Doaku senantiasa untuk bahagiamu. Kamu cinta pertama yang akan selalu punya tempat khusus di hatiku.

Biarkan semua lembar penuh kenangan akan kita menjadi pelipur lara dikala sepi merangkulku. Perjalanan kita kelak akan ku ceritakan pada penerusku. Kamu adalah salah satu bagian terindah dalam lembar hidupku. Apa yang pernah tertulis di hatiku, tak akan dapat dihapus oleh siapapun. Kamu, masa lalu terindah yang kini harus kurelakan untuk pergi berlalu menjauh dariku, untuk selamanya.

Sumber : nusukkk.com

Kamis, 17 Januari 2013

Antara Hujan dan Kenangan


Senja mulai datang menutupi cerahnya langit di sore itu. Mulai terlihat biasan-biasan cahaya yang terpapar indah di langit. Langit berwarna merah keungu-unguan dengan beraninya mengindahkan pemandangan langit persis di depan rumahku. Aku masih duduk terdiam di kursi jati. Di depan jendela. Memandangi awan gelap yang berebut tempat dengan awan terang. Tapi ada yang berbeda kali ini. Ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Pikiranku mulai menganalisa. Perasaan apa ini ? Rasa hampa dan kosong. Apakah karena senja yang datang terlalu cepat ? Atau karena awan dan langit yang tidak seindah biasanya ? Namun hatiku tak menemukan jawaban yang tepat. Aku terus berfikir, memutar ulang kejadian demi kejadian. Hingga akhirnya aku menemukan jawaban. Ah.. ternyata, aku hampir lupa bila kali ini aku telah kehilangan seseorang, hingga akhirnya hanya hampa dan kosong yang kurasakan.

Tanpa kusadari rintikan hujan mulai membasahi bumi. Kali ini hanya awan mendung yang ku lihat. Dan juga rerumputan dan bunga-bunga yang sedang menahan sakit karena terbasahi air hujan. Ya.. hujan selalu berhasil mengubah perasaan hatiku hingga 180derajat berbeda. Apalagi sekarang? Saat aku teringat dengan kehampaan dan kekosongan, kini hujan seolah memutar ulang semua kenangan yang sudah kusisihkan. Pikiranku mulai berfatamorgana pada suatu hal yang tidak mungkin. Hatiku mulai meraba pada sosoknya yang telah perlahan pergi. Dan mataku mulai berkabut, kemudian meneteskan beberapa bulir air mata yang semakin lama semakin banyak dan tak kalah deras dengan rintikan hujan.

Argh! Mengapa aku begitu cengeng ? Aku seperti anak kecil yang telah kehilangan balonnya. Aku seperti nenek-nenek yang sedang kebingungan berusaha menyebrang jalan. Aku seperti... Sudah! Aku tak ingin menyamakan aku dengan orang lain. Tapi bila nyatanya demikian, apa yang harus ku perbuat ? Derasnya hujan semakin melarutkanku pada kesedihan. Menghempaskan jiwaku yang tadinya penuh semangat, kini hanya bagaikan seonggok manusia yang tidak berguna. Mengapa bisa semengenaskan ini ? Hebat sekali kamu! hanya dengan kepergianmu, aku seperti membiarkan kebahagiaanku ikut pergi bersamamu. Tidak! Aku sebenarnya tidak ingin bernostalgia dengan masa lalu. Bahkan aku sudah membuangnya jauh-jauh. Tapi mengapa kini dengan mudahnya datang kembali. Apa karena hujan? Atau karena hatiku yang masih menginginkanmu ?

Ya.. aku masih memandangi rintikan hujan. Berharap menemukan kebahagian yang masih terselip di dalamnya. Aku mengamati dedaunan dan bunga yang mulai layu karena terendam air. Layu sekali. Sama seperti hatiku yang kehilangan rasa sayang. Kenapa keadaan jadi seperti ini ? Dulu sebelum ada kamu, aku bisa menjalani hidupku dengan bahagia. Tapi setelah kini kamu datang menyisipkan beberapa kasih sayang kemudian pergi, aku bahkan tak bisa lagi menjalani hidupku dengan sedikit senyuman. Hmm.. Kamu tak punya hati atau tak punya pikiran ? Kamu ga peka atau ga peduli ? Kamu ga ngerti atau emang bego ? Tapi yang pasti, aku tak pernah berharap kamu mempunyai salah satu dari sifat itu.

Hujan mulai berhenti membasahi bumi. Namun, mengapa kesedihanku tidak berhenti juga ? Aku tersesat pada ketidakkaruan perasaan. Aku tak bisa kembali lagi pada diriku yang sebelumnya. Sebelum hujan membawaku pergi memasuki kenangan dan memori yang memang belum bisa dilupakan. Haruskah aku menyalahkan hujan ? Atau menyalahkan kamu ? Atau diriku sendiri ? Entahlah.

Dibuat 17 januari 2013
20.56

Kamis, 10 Januari 2013

Pahamilah, Aku Lelah


Mungkin sering, aku mengeluh dengan keadaan. Mungkin sering juga, aku merasa kesepian. Tapi kadang aku bisa melewatinya dengan ringan. Tapi.. hanya sebuah kadang bukan sebuah sering.

Hidup. Pasti panjang dan lebar bila harus ditafsirkan. Karena hidup begitu rumit. Sungguh. Hidup yang katanya singkat dan sementara, tapi aku merasakannya seolah lama dan abadi. Entah karena aku menjalaninya dengan begitu sulit, atau karena begitu indah. Semua tercampur, menjadi sebuah kesatuan yang seolah takkan terpisahkan. Semua larut dalam kadar kesabaran yang terbatas.

Dulu pernah, aku sempat kehilangan arah. Aku buta pada rute kehidupan yang seharusnya. Aku tak mengerti pada kode dan sandi kehidupan yang menjadi teka-teki yang harus dipecahkan. Bagai kapas yang terombang-ambing terbawa angin. Selalu pasrah. Mengikuti arah angin kemanapun yang membawanya pergi. Aku tau, hidup itu tidak sesederhana hanya dengan bernafas, tersenyum, tertawa, dan bahagia. Kita butuh kekuatan dan kesabaran. Banyak hal-hal rumit yang seringkali mengganggu semua yang telah tertuliskan. Baik yang tertuliskan oleh rencana sendiri, dan yang tertuliskan oleh takdir.

Sebenarnya aku tidak butuh orang lain, jika kehadiran mereka hanya akan mempersulit keadaan. Meskipun aku mengerti, aku takkan bisa hidup sendirian. Tapi tetap saja, hidup mempunyai bermacam-macam pilihan. Pilihan yang harus dipilih dengan sebaik-baiknya. Pilihan yang akan membawa langkah kita pada hal yang berbeda.

Hidup itu sebuah pendakian. Teruslah mendaki pada satu gunung. Meskipun memang banyak gunung-gunung lainnya. Fokuslah pada satu titik tujuan. Mungkin kadang kita bisa terjatuh, tapi bangunlah dan teruslah mendaki, jika kita menginginkan puncak yang sempurna.

Mudah memang jika tugasku hanya untuk memotivasi dan memberi semangat. Tapi jujur saja, aku sendiri masih belum bisa menyamakan semangatku dengan tulisanku yang lebih bersemangat. Kadang lebih mudah membangkitkan orang lain dari jatuhnya, daripada bangun dari kejatuhan sendiri. Itulah mengapa kita tetap membutuhkan orang lain dalam hidup kita.

Tapi kali ini aku lelah. Aku lelah terus mencari kebahagiaan yang bahkan belum terlihat. Aku lelah menjadi seseorang yang tidak berguna. Aku lelah menahan rasa sakit yang tak kunjung sirna. Aku lelah menggantungkan diri pada sesuatu yang nyata. Aku lelah terus berjalan tanpa arah yang pasti. Pahamilah. Semua orang pasti akan merasakan hal yang sama sepertiku. Tinggal menunggu waktu yang tepatnya saja. Cepat atau lambat, perlahan tapi pasti, kesedihan akan datang menggerogoti semua kebahagiaan dan kesempurnaan yang terlihat pasti. Hingga kebahagiaan benar-benar habis tanpa sisa dan bekas sedikitpun. Hingga kita lupa bagaimana cara yang tepat untuk tersenyum. Hingga kita tak bisa membayangkan kebahagiaan yang sebenarnya masih ada.

Kebahagiaan itu abadi. Kebahagiaan selalu ada di sekeliling kita. Hanya saja kebahagiaan menjelma menjadi kesedihan yang menghantui kita. Kebahagiaan berubah menjadi sosok yang mengenaskan. Oleh karenanya, kita harus bertahan, harus berusaha, dan harus menunggu, hingga wujud nyata kebahagian dapat kembali terlihat. Agar kebahagiaan melepaskan penyamarannya. Kembali lagi menjadi kebahagiaan yang tugasnya mempermudah kehidupan. Menumbuhkan kembali semangat yang telah rapuh. Memunculkan kembali senyuman yang sempat hilang. Dan memperlengkap kembali harapan yang dulu telah terhancurkan.

Kini seharusnya aku sudah bisa sadar. Bisa mengerti. Semua terjadi karena kuasa Tuhan. Kita hanya bisa menjalankan skenario-Nya. Meskipun kadang kebahagiaan yang Dia beri tak selalu tampak seperti kebahagian. Dan juga harapan yang kadang tak sesuai yang diharapkan. Tetaplah mengerti. Semua yang Dia berikan pasti yang terbaik untuk kita. Walau mungkin tak sesuai dengan rencana kita. Tapi aku yakin rencana-Nya pasti akan lebih indah. Selalu ingatlah, semua akan indah pada waktunya. Pada waktu yang telah Tuhan tetapkan. Sejak pertama kita lahir di dunia, semua sudah tergariskan dengan sempurna. Sebuah permulaan dan sebuah pengakhiran, Dia telah menentukan, dan Kita yang menjalankan.

Dibuat 10 Januari 2013
16.04

Jumat, 04 Januari 2013

(singkat) Filosofi Hujan

Datangnya hujan ataupun teriknya mentari sama-sama adalah Rahmat. Semua mempunyai kelebihan & kekurangan masing-masing. Begitupula dengan kehidupan kita yang tetap harus diisi dengan berpikir positif agar sabar & syukur bisa terus terpelihara.

Saya ibaratkan hujan sebagai sebuah musik yang jika jatuh pada permukaan berbeda akan berbeda pula dampaknya. Begitu pula dengan masalah kehidupan kita, ketika masalah itu datang secara tiba-tiba menghantam diri kita, keluarga kita, dan orang-orang terdekat kita tentunya akan beda rasa dan penanganan nya.

Begitupun, orang yang dikenai masalah namun hanya berdiam diri tidak melakukan apapun tentunya bisa jatuh tidak berdaya, seperti tubuh yang bisa sakit atau demam jika dikenai hujan terus menerus tanpa dibasuh dan dikeringkan.
Sebaliknya, orang yang dapat mengenali dan menguasai permasalahan dengan baik, tentulah akan dapat melakukan tindakan untuk perlindungan dan penyelesaian agar tidak sampai habis digilas masalah.

Alhamdulilah, walaupun masalah menghantam saya, Allah selalu membantu melewatinya. Saya bukan termasuk orang yang hanya berdiam diri terhadap masalah, melainkan berusaha untuk bisa menghadapi masalah dan mencari jalan untuk menyelesaikannya. Lebih banyak sabar bukan berarti mengalah, lebih banyak diam bukan berarti membenarkan.
Terima kasih kepada Allah SWT karena saya masih diberikan kekuatan untuk tetap bertahan dalam masalah. Saya percaya akan ada pelangi setelah hujan reda. Aminnn :')

Happy New Year !!!



HAPPY NEW YEAR!! HAPPY NEW YEAR !! HAPPY NEW YEAR !!
Welcome 2013 !! Goodbye 2012 !!
Tahun baru, hari baru, semangat baru, lembaran baru, dan pacar baru. Eits abaikan yang terakhir ya.

Kali ini penulis amatir yang pikirannya tak pernah buntu (meskipun hatinya buntu) mau berbagi resolusi 2013 dan flashback 2012 buat pembaca yang entah ngebaca atau engga (˘з(˘˘)
Okay. Pertama flashback dulu ya biar pas moment resolusinya bisa terharu (¬.¬͡)

Sebenernya males banget sih kalo kudu flashback tahun kemaren. Kayanya terlalu mengenaskan buat dibagi. Mulai dari awal tahun 2012 yang membosankan, ternyata sepanjang tahun bahkan sampai akhir tahun masih membosankan juga. Tahun 2012 yang katanya dapat menguntungkan bagi orang yang berzodiak aquarius, ternyata tidak berjalan mulus saudara-saudara. Memang kadang kita tak bisa terlalu mengandalkan ramalan. Karena dalam kenyataan nya saya sendiri tidak merasa bahagia. Tak ada yang mengesankan di tahun 2012. Hidup yang berjalan sangat datar, dan terus datar, dan selalu datar.

Mungkin memang ada beberapa hal yang aku raih di tahun kemarin, penulis yang moody ini ternyata menggeluti bidang pencak silat loh reader. Sekitar bulan april, saya meraih Juara 3 di pertandingan tingkat Jawa Barat. Meskipun pada oktober lalu saya tidak meraih juara di pertandingan tingkat Kodya. Tapi yang terpenting, saya mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga.

Next. Tahun kemaren juga banyak lika-liku cinta yang pahit. Putus 2kali, jadian 1kali, dan hampir jadian 2kali. Kayanya sudah cukup memusingkan. Sejujurnya saya tidak mau dianggap playgirl dengan tanda kutip. Hanya saja terlalu banyak cowo-cowo kece yang mengincar saya. Apalagi di tanggal-tanggal bagus mereka cukup berebutan agar bisa merayakan anniversary dengan saya *mulai narsis* oke mending kita skip aja ya.

And then. Hasil rapot yang tidak memuaskan juga saya dapatkan di tahun kemarin. Angka-angka nilai di rapot yang seolah sudah menjadi patokan orang tua saya untuk menilai kadar kepintaran otak saya. Dan tentunya mereka mempunyai kesimpulan tersendiri dengan kadar kepintaran anaknya. Mengenaskan memang. Padahal sebenarnya nilai tak bisa dijadikan patokan. Karena memang setiap orang mempunyai penilaian yang berbeda.

Lanjuuttt. Kali ini saya akan membahas tentang kesahatan saya di tahun kemarin. Kali ini serius ya. Tolong pasang muka serius. Eh itu masih ada yang nyengir! Tolong serius. Pasang backsound instrumen Secondhand Serenade. Oke kita mulai. Kesehatan saya tahun kemarin cukup menurun. Masih ingat dengan 'hal sulit' ? Ya hal sulit yang semakin sulit di tahun kemaren hingga tahun ini-pun masih sama. Badan yang semakin melemah, ternyata masih membutuhkan beberapa biusan semangat. Masih membutuhkan dekapan hangat dariMu Tuhan. Secercah harapan-lah yang menopangku agar berdiri tegar hingga sekarang. Melewati tahun 2012 memang cukup sulit bagiku. Ya, sudah mulai melow sepertinya. Mending di skip lagi ya :')

Oke sekarang resolusi di Tahun 2013. Saya sudah bikin list di buku catatan saya. Semua keinginan, harapan, rencana, dan tujuan hidup sudah saya tuliskan lengkap disana. Hanya saja saya perlu berbagi sedikit tentang resolusi saya.
Yang pertama, harus bisa lulus UN dengan nilai maksimal dan menjadi mahasiswi Unpad jurusan Ekonomi !!! Lalu, di Tahun 2013 ini saya harus bisa merilis buku novel sebelum kelulusan SMA.
Yang kedua, semoga di tahun ini saya bisa meraih banyak prestasi lagi.
Yang ketiga, entah bagaimanapun caranya saya harus bisa membuat orang tua saya bahagia dan bangga terhadap saya.
Kemudian, semoga di tahun 2013 semakin banyak masalah yang bisa mendewasakan jalan pikiran saya, dan memperluas batas kesabaran saya. Tentunya bisa menjadikan saya sosok yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Selanjutnya, semoga penyakit yang bersarang cukup lama di tubuh saya bisa sedikit demi sedikit terangkat dan musnah.

Mungkin hanya sedikit saja yang saya bagi kali ini. Yang terpenting, semoga saya bisa merasakan awal tahun setiap tahunnya. Jadikanlah tahun kemarin sebagai pelajaran agar di tahun ini takkan ada lagi masalah yang sama seperti tahun kemarin. Saya percaya, orang yang selalu berusaha mempunyai tempat istimewa di mata Tuhan. Meskipun kadang usaha kita terlihat sia-sia, tapi ingatlah, tak ada yang sia-sia di dunia ini, asalkan kita berusaha dengan sungguh-sungguh. Saya yakin tahun ini bisa saya jalani dengan indah. Memulai semua dari awal lagi, menutup buku 2012 dan memulai bab baru 2013. Saya tak ingin menorehkan kesedihan di bab baru ini. Saya hanya akan menuliskan kisah bahagia dan berharga.

Selamat datang 2013. Less sadness, more happiness, please !