Kamis, 10 Januari 2013

Pahamilah, Aku Lelah


Mungkin sering, aku mengeluh dengan keadaan. Mungkin sering juga, aku merasa kesepian. Tapi kadang aku bisa melewatinya dengan ringan. Tapi.. hanya sebuah kadang bukan sebuah sering.

Hidup. Pasti panjang dan lebar bila harus ditafsirkan. Karena hidup begitu rumit. Sungguh. Hidup yang katanya singkat dan sementara, tapi aku merasakannya seolah lama dan abadi. Entah karena aku menjalaninya dengan begitu sulit, atau karena begitu indah. Semua tercampur, menjadi sebuah kesatuan yang seolah takkan terpisahkan. Semua larut dalam kadar kesabaran yang terbatas.

Dulu pernah, aku sempat kehilangan arah. Aku buta pada rute kehidupan yang seharusnya. Aku tak mengerti pada kode dan sandi kehidupan yang menjadi teka-teki yang harus dipecahkan. Bagai kapas yang terombang-ambing terbawa angin. Selalu pasrah. Mengikuti arah angin kemanapun yang membawanya pergi. Aku tau, hidup itu tidak sesederhana hanya dengan bernafas, tersenyum, tertawa, dan bahagia. Kita butuh kekuatan dan kesabaran. Banyak hal-hal rumit yang seringkali mengganggu semua yang telah tertuliskan. Baik yang tertuliskan oleh rencana sendiri, dan yang tertuliskan oleh takdir.

Sebenarnya aku tidak butuh orang lain, jika kehadiran mereka hanya akan mempersulit keadaan. Meskipun aku mengerti, aku takkan bisa hidup sendirian. Tapi tetap saja, hidup mempunyai bermacam-macam pilihan. Pilihan yang harus dipilih dengan sebaik-baiknya. Pilihan yang akan membawa langkah kita pada hal yang berbeda.

Hidup itu sebuah pendakian. Teruslah mendaki pada satu gunung. Meskipun memang banyak gunung-gunung lainnya. Fokuslah pada satu titik tujuan. Mungkin kadang kita bisa terjatuh, tapi bangunlah dan teruslah mendaki, jika kita menginginkan puncak yang sempurna.

Mudah memang jika tugasku hanya untuk memotivasi dan memberi semangat. Tapi jujur saja, aku sendiri masih belum bisa menyamakan semangatku dengan tulisanku yang lebih bersemangat. Kadang lebih mudah membangkitkan orang lain dari jatuhnya, daripada bangun dari kejatuhan sendiri. Itulah mengapa kita tetap membutuhkan orang lain dalam hidup kita.

Tapi kali ini aku lelah. Aku lelah terus mencari kebahagiaan yang bahkan belum terlihat. Aku lelah menjadi seseorang yang tidak berguna. Aku lelah menahan rasa sakit yang tak kunjung sirna. Aku lelah menggantungkan diri pada sesuatu yang nyata. Aku lelah terus berjalan tanpa arah yang pasti. Pahamilah. Semua orang pasti akan merasakan hal yang sama sepertiku. Tinggal menunggu waktu yang tepatnya saja. Cepat atau lambat, perlahan tapi pasti, kesedihan akan datang menggerogoti semua kebahagiaan dan kesempurnaan yang terlihat pasti. Hingga kebahagiaan benar-benar habis tanpa sisa dan bekas sedikitpun. Hingga kita lupa bagaimana cara yang tepat untuk tersenyum. Hingga kita tak bisa membayangkan kebahagiaan yang sebenarnya masih ada.

Kebahagiaan itu abadi. Kebahagiaan selalu ada di sekeliling kita. Hanya saja kebahagiaan menjelma menjadi kesedihan yang menghantui kita. Kebahagiaan berubah menjadi sosok yang mengenaskan. Oleh karenanya, kita harus bertahan, harus berusaha, dan harus menunggu, hingga wujud nyata kebahagian dapat kembali terlihat. Agar kebahagiaan melepaskan penyamarannya. Kembali lagi menjadi kebahagiaan yang tugasnya mempermudah kehidupan. Menumbuhkan kembali semangat yang telah rapuh. Memunculkan kembali senyuman yang sempat hilang. Dan memperlengkap kembali harapan yang dulu telah terhancurkan.

Kini seharusnya aku sudah bisa sadar. Bisa mengerti. Semua terjadi karena kuasa Tuhan. Kita hanya bisa menjalankan skenario-Nya. Meskipun kadang kebahagiaan yang Dia beri tak selalu tampak seperti kebahagian. Dan juga harapan yang kadang tak sesuai yang diharapkan. Tetaplah mengerti. Semua yang Dia berikan pasti yang terbaik untuk kita. Walau mungkin tak sesuai dengan rencana kita. Tapi aku yakin rencana-Nya pasti akan lebih indah. Selalu ingatlah, semua akan indah pada waktunya. Pada waktu yang telah Tuhan tetapkan. Sejak pertama kita lahir di dunia, semua sudah tergariskan dengan sempurna. Sebuah permulaan dan sebuah pengakhiran, Dia telah menentukan, dan Kita yang menjalankan.

Dibuat 10 Januari 2013
16.04

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar