Bila hanya ada satu kata di dunia untuk melukiskan bulan
desember, aku akan menyebutnya; Memorable. Ya. Banyak kenangan yang tersimpan
di bulan desember. Bulan yang penuh akan canda tawa, amarah, rasa sedih, dan
tentunya kebahagiaan. Semuanya tersirat begitu rapih, hingga tak ada sedikit
celah untuk membumbui rasa lain di setiap harinya. Bulan penutup tahun yang
awalannya aku mulai dengan keindahan, dan akhirannya aku tutup dengan
kesedihan.
Entah kenapa, sepertinya bulan desember selalu mengingatkan
aku pada seseorang. Seseorang yang sempat singgah walau hanya sejenak.
Seseorang yang sempat memberi kenangan manis namun singkat. Seseorang yang...
entahlah. Sesingkat angin yang berhembus menggerakkan dedaunan di pohon, ketika angin itu hilang, daun di pohon
pun diam. Tak bisa bergerak, kaku, bisu, seperti tak ada nyawa. Namun ketika
angin berhembus terlalu kencang, dedaunan di pohon akan jatuh, terbengkalai,
dan mati. Seperti itulah aku menggambarkannya. Engkau serupa angin, dan aku
adalah daun. Bisakah dibayangkan? Kesimpulannya; aku tak bisa hidup dengan atau
tanpa kamu.
Konyol memang. Seringkali hal yang singkat terlalu melekat
di otak. Bahkan bisa menyingkirkan hal-hal lain yang sebenarnya lebih berarti.
Ternyata memang benar pepatah yang mengatakan; hal yang diraih dengan mudah,
akan hilang dengan cara yang mudah juga. Ya, seperti itulah keadaan yang dulu
aku alami. Kau datang, aku bahagia, kau bahagia, aku nyaman, kau bosan, lalu
kau pergi. Mudah sekali bukan? Seperti memberikan boneka pada anak kecil lalu
kau ambil lagi. Apa kau pernah berpikir bagaimana perasaan anak kecil itu?
Hancur, tentu saja. Bagi anak kecil, boneka adalah segalanya, boneka adalah
dunianya. Tapi sayangnya, aku tidak seperti anak kecil. Kamu bukanlah duniaku.
Kamu hanyalah anginku. Angin yang datang dan pergi, tidak pasti, tidak tentu.
Ya, mungkin benar anggapanku kali ini. Aku adalah daun, dan
kamu adalah angin. Daun hanya membutuhkan sedikit angin agar dia bisa bergerak,
tak perlu angin yang kencang karena itu akan membunuhnya. Sama seperti aku. Aku
hanya sedikit membutuhkanmu, untuk membahagiakanku, menjadi penyemangatku, dan
mengobati rasa sedihku. Dan aku, tak perlu memilikimu lebih dari sekedar
membutuhkan. Karena yang akhirnya aku dapat, hanyalah kesedihan karena sosokmu,
keraguan akan cintamu, seperti kita dulu. Ingatlah, karena kita adalah daun dan
angin. Jika tidak bersama kita akan hampa, jika bersama kita akan hancur. Maka,
cukuplah mendekat, saling memberi kebahagian dan mengisi kehampaan, lalu kita
akan hidup dengan tenang.
Memorable. Untold story. Ya, mungkin itu kata-kata yang
cocok untuk kita. Terimakasih bulan desember, bulan yang mempertemukan aku dan
kamu, bulan yang menyatukan dan memisahkan kita, bulan yang membuat kita
mengerti bahwa tak selamanya teman bisa dijadikan pasangan. Begitupun
sebaliknya.
Written :
00.28
4 juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar